Bagi teman-teman yang ingin menyumbang tulisan, kirim ke Email : mahasiswakatolikpapua@gmail.com
Home » » Budaya Sangat Penting: Diskusi FKPMKP Tentang “Filsafat Manusia”

Budaya Sangat Penting: Diskusi FKPMKP Tentang “Filsafat Manusia”

Written By Forum Komunikasi Pelajar dan Mahasiswa Katolik Papua Daerah Istimewa Yogyakarta on Jumat, Mei 31, 2013 | Jumat, Mei 31, 2013



Yogyakarta --- Forum Komunikasi Pelajar dan Mahasiswa Katolik Papua (FKPMKP) mengadakan diskusi  lanjutan sebelum, sekaligus penutupan doa Rosario, di Asrama Paniai, Kamis (30/05), pukul 19.00- WIB hingga selesai. Diskusi ini, dihadiri oleh Mahasiswa Katolik Papua, yang tinggal di Yogyakarta.

“Filsafat Manusia”  itulah topik yang didiskusikan, diskusi ini sering dilakukan secara rutinitas. Tujuan diskusi ini adalah untuk mengenal St. Thomas Aquinas karena ia merupakan pelingdung dari Forum Komunikasi Pelajar dan Mahasiswa Katolik Papua. Kata Isak bofra pemandu diskusi. 


Lanjutnya, kita harus memahami dasar pemikiran dan semangatnya yang bisa menjadi landasan kebersamaan untuk membangun akal dan jiwa kami karena itu satu dan sejalan untuk menangapi hidup ini. St. Thomas Aquinas menekankan bahwa manusia adalah suatu kesatuan yang berdiri dari jiwa dan badan. Sesuatu yang bisa menjadi batu pijakan mengasah akal dan pikiran adalah budaya karena budaya merupakan tatanan hidup yang sudah dahulu.

Menurut Hery Tebai, kita harus kembali ke kebudayaan. Terus berproteksi dalam tindakan agar kebenaran datap terealisasi dalam kehidupan.  “budaya perlu untuk setiap mahasiswa, akal dan jiwa dibentuk oleh Budaya. Karena Budaya mengandung nilai-nilai baik dalam bertindak”.

Lanjutnya,  Agus Dogomo sependapat dengan pendapat Hery. Dan Ia menambahkan bahwa “Dalam  mengungkapkan sesuatu kata, kita perlu perenungan “dimi akawai awii = jadikan pikiran sebagai kakak. Filosofi suku Mee. Papua”. Jika saya bicara kata ini perlu dipikirkan dari masa lalu dan masa depan dengan perkataan itu”

Lanjutnya, lebih baik membunuh seseorang, dari pada menghancurkan kebudayaan  Dan itu dipakai oleh negara-negara penjajah, dalam menghancurkan tatanan hidup suatu suku atau bangsa jajahan. Jika penghancuran kebudayaan berhasil  berarti, korban dari krisis kebudayaan akan punah, karena tidak dapat bersaing dalam mempertahankan kebiasaan-kebiasaan baik di masa akan datang.

Diskusi sangat penting ditingkatan mahasiswa dengan latar belakang pendidikan dan jurusan yang berbeda-beda akan sangat menarik dan luar biasa dalam melihat sesuatu permasalahan, karena melalui diskusi kita saling mengenal dan saling melengkapi dalam menghadapi suatu permasalan, dalam proteksi tidakan kedepan, dengan berpatokan pada kebiasaan-kebiasaan masa lalu. Hal ini  dipertegas Agus, Passo Marei dan Isak Bofra dalam menutup diskusi. Wado Goo