Bagi teman-teman yang ingin menyumbang tulisan, kirim ke Email : mahasiswakatolikpapua@gmail.com
Home » » Makrab FKPMKP-III Berjalan Lancar

Makrab FKPMKP-III Berjalan Lancar

Written By Forum Komunikasi Pelajar dan Mahasiswa Katolik Papua Daerah Istimewa Yogyakarta on Senin, September 16, 2013 | Senin, September 16, 2013

Yogyakarta, Malam Keakraban ke-III Forum Komunikasi Pelajar dan Mahasiswa Katolik Papua, Sabtu dan Minggu  (14 –15/09/2013), di  Desa Kebangsaan- Imogiri,  yang diikuti puluhan anggota peserta dan panitia berjalan lancar.

Malam Keakraban Forum Komunikasi Pelajar dan Mahasiswa Katolik Papua Daerah Istimewa Yogyakarta mengangkat Thema umum "Menata diri Membangun Papua"


Dengan menggunakan bus dan beberapa sepeda motor siang itu, akhirnya mereka tiba di tempat pelaksanaan Makrab-III, di Desa Kebangsaan-Imogiri.

Segera mereka meregristasi identitas seperlunya dan mendapatkan kartu tanda peserta maupun panitia. Kemudian pengacara Makrab, Isak Bofrak dan Ley Hay  sedikit memberikan game perkenalan seru, sebagai perkenalan awal.

Selanjutnnya, Agus Dogomo mantan ketua FKPMKP memberikan penjelasan juga membawahkan materi pengenalan Organisasi, lebih pada Forum Komunikasi Pelajar Mahasiswa Katolik Papua. Ia menjelaskan sejarah awal pembentukan organisasi,  jatuh bangun organisasi, tata cara organisasi dan akhirnya menaruh harapan besar kepada semua anggota FKPMKP dan juga anak-anak Papua umumnya, untuk bekerja menegakkan keadilan dan kebenaran sejati di Papua “Bekerja untuk menegakan keadilan dan kebenaran sejati di Papua, karena Papua membutuhkan kami anak-anak Papua”.

Setelah makan malam, Yulita Mate senior FKPMKP juga membawah materi dengan judul “emansipasi perempuan Papua”. Tanya jawab antar peserta, sebagai strategi pendalaman materi berhasil mengena. Selanjutnya pemateri menjelaskan secara real sesuai dengan materi yang dibawahkan. Menurut pemateri, emansipasi perempuan Papua dapat dilihat dari beberapa faktor, yaitu; sosial, budaya, lingkungan dan perkawinan. Berbahayalah, jika perempuan Papua tidak mengerti  dan tidak sadar akan diri kita sendiri (perempuan).

Walapun malam berlarut, tidak memadamkan semangat peserta untuk menerima materi, akhirnya rasa lelah dan kantuk benar-benar datang juga setelahnya. Frater Marko Pekei, mahasiswa UGM membawahkan meteri “Resolusi Konflik Papua”. Secara garis besar, untuk menganalisis konflik Papua dijelaskan dengan menggunakan Pohon Konflik sebagai alat analisis, pemateri juga menyertakan renungan sebagai refleksi atas penjelasan materi yang dibawahkan.

Menurut Marko, “masih banyak orang Papua yang tidak menempatkan diri bagi sesama, mengkritisi sesuatu sementara Ia tidak lagi berbuat apa yang telah dikritisi juga masih banyak orang Papua yang belum kenal penyelesaian konflik”. Sehingga Ia mengharapkan orang Papua agar menjadi perubahan dan terang bagi sesamanya.
Keesokan harinya, setelah mengalami penundaan karena kesalahan teknis. Hery Tebai membawahkan satu refleksi perdebatan mengigit antara pro dan kontra “penjajah dan terjajah” di dua kubu berbeda. Setelah menyaksikan film sejarah perjuangan Mahamad Gandhi. Kemudian dengan konsep yang sama di bawah ke dalam konteks Papua.

Kemudian pada akhir rangkaian acara Makrab, perwakilan peserta Makrab memberikan kesan dan pesan. Selanjutnya acara makrab ditutup secara simbolik setelah pembukaan  sebelumnya dibuka juga secara simbolik.

Makrab yang terlaksana selama dua hari ini sangat terkesan “Dengan Makrab ini saya sangat senang, karena bisa bertemu dengan teman-teman baru yang belum saya kenal”. Tutur  Cory dan Frans, peserta Makrab, senada.


Lanjut, Frans, yang mengharapkan Panitia Makrab di tahun yang akan depan harus lebih baik lagi di tahun ini, “Panitia Makrab harus menunjukan sikap tegas, dan semoga kedepannya lebih baik lagi”.  Katanya. Wado