Bagi teman-teman yang ingin menyumbang tulisan, kirim ke Email : mahasiswakatolikpapua@gmail.com
Home » » Menulis = Bernyanyi

Menulis = Bernyanyi

Written By Forum Komunikasi Pelajar dan Mahasiswa Katolik Papua Daerah Istimewa Yogyakarta on Rabu, Desember 25, 2013 | Rabu, Desember 25, 2013

Oleh: Hery Tebai *)

Menulis. Kata ini tentu tidak asing bagi siapapun. Setiap bahasa daerah tentu mengenal kata tulis, walaupun kenyatannya budaya menulis tidak dikenal pada beberapa suku bangsa.


Sejak awal masuk jenjang pendidikan, menulis pasti diajarkan. Selain menghitung dan membaca, menulis pasti ajarkan. Menulis adalah salah satu kegiatan utama dalam belajar.



Manusia tanpa pengalaman adalah sebuah kebutaan. Manusia tanpa menulis adalah sebuah kebodohan. Oleh karena itu, menulislah untuk mengalahkan sebuah kebutaan.


Intinya,  menulis untuk mengalahkan kebutaan. Pesan untuk banyak orang apat diakali dengan menulis. Orang yang tidak mampu berbicara dapat memberi tahu maksud dari pikirannya melalui menulis. Agar pesan tersampaikan.

Orang buta tanpa pemandu adalah sebuah bencana awal, proses, hingga akhir tujuan perjalanannya. Menulis tanpa panduan yang benar adalah kebutaan awal, proses, hingga akhir penulisan. Panduan adalah alat utama penulisan.


Panduan penulisan yang dimaksud di sini bukanlah format-format penulisan. Tetapi panduan lebih mendasar, yaitu logika berpikir, emosi, perasaan yang ingin disampaikan hingga bentuk (ke)jiwa(an) penulisan yang ingin dibuat.


Ibarat manusia tanpa jiwa adalah manusia tak manusiawi, penulisan pun demikian. Tulisan tanpa jiwa adalah sebuah coretan belaka. Jiwa penulisan adalah gabungan dari perasaan, emosi, dan logika berpikir yang tertera dalam tulisan.


Dalam tulisan singkat ini ingin disampaikan bahwa menulis adalah salah satu seni. Bagiku, menulis adalah bernyanyi. Jika sebuah lagu dinyanyikan dengan baik pasti pendengarnya akan senang mendengarnya.


Tetapi baik atau tidaknya sebuah lagu tentunya tergantung dari irama musik, nada nyanyian, ketepatan irama, syair lagu hingga ekspresi wajah. Lihat West Life atau grup ben lainnya, mereka dikatakan hebat karena memnuhi panduan tersebut. Sehingga mereka dikatakan top.


Demikian halnya menulis, jika menulis dilakukan dengan baik pasti pembaca akan senang membacanya. Walaupun penulisannya panjang, pasti pembacanya senang membacanya hingga selesai. Untuk itu perlu disiasati panduan penulisan untuk tulisanmu!


Panduan penulisan itulah yang akan dikatakan jiwa dari tulisan. Bagiku, jiwa tulisanku adalah kasih. Sehingga semua tulisan yang kutulis aku taburi semua penglaman hidup, pengtahuan, hingga religi tetapi tidak lepas dari syair lagu. Beberapa penulisan, logika berpikir, emosi bahasa, hingga jiwa penulisan saya buat seperti alur lagu.


Tulisan inipun dibuat seperti syair lagu. Jika dicermati dengan baik, alurnya seperti alur syair lagu. Jadi kegiatan menulis tidak terlepas dari kegiatan bernyanyi. Saya bukan seorang penyanyi tetapi kenyataanya tulisan ini seperti sebuah syair yang dinyanyikan saat dibaca.

Penulis, Mahasiswa Universitas Sanata Dharma Daerah Istimewa Yogayakarta