Jogjakarta,FKPMKP-
Forum Komunikasi Pelajar dan Mahasiswa Katolik Papua Daerah Istimewa Yogyakarta
dan Jawah Tengah, mengelar malam Keakraban, Sabtu (18 -19/9), di Jalan Boyong
No. 7 Kaliurang. Acara makrab ini di hadiri oleh 39 Mahasiswa katolik Papua, serta
Mahasiswa senior Katolik Papua dan Menajer Binterbusih dan Stafnya.
“Kami mengalar kegiatan ini, memperkokoh tali
persaudaraan antara mahasiswa katolik Papua. Selain dari mempekokoh tali
persaudaran kami juga bisa saling mengenal antara satu sama lain, karena kami
ini datang dari lima Keuskupan di Papua yaitu, Keuskupan Jayapura, Keuskupan
Manakwari Sorong, Keuskupan Agat, Keuskupan Merauke,dan Keuskupan Mimika” kata
Paskali Dabi sebagai Ketua Panitis Makrab kepada Media ini.
Senada juga dilontarkan oleh ketua Agustinus
Dogomo BPH bahwa memeperkokoh tali persaudaraan, menukar pikiran, ide, gagasan
antara mahasiswa baru dan mahasiswa lama, agar bisa menjadi mahasiswa yang
kritis, humanis, kreaktif dan invotif, dan ke Papua bisa membebaskan orang
papua dari masalah sosial. selain itu kita bisa bersatu untuk membangun Papua
kedepan yang lebih baik. Karena mahasiswa adalah agen perubahan, atau
masyarakat berintelektual.
Dalam kegiatan makrab ini diisi dengan Materi tiga materi diantaranya: pertama; tentang “Pengenalan Organisasi” yang di bawakan
oleh Andreas Fatie sebagai kakak senior dan moderatonya Agustinus Dogomo. kedua tentang “Pendidikan Vs Sumber
Daya Manusia Papua” di bawahkan Gerald Bidana moderatornya Melda Kosai. Ketiga; tentang “Integritas” di
bawakan oleh Bapak Vinsenco R.Serano, S.sos moderatornya Yulius Pekei. keempat; tentang “Perbedaan Budaya
antara Jawa dan Papua” di bawahkan dari Yayasan Binterbusih Semarang oleh
Manajer binterbusih Bapak Robert Manuku dengan moderatornya Gerald Bidana.
Dalam kotbah Pastor Yanuarius Youw Pr. menyatakan
bahwa “kami membutuhkan kesetian. Karena Kesetian adalah orang yang berpegang
teguh pada prinsip, keyakinan, dalam ucapan dia, untuk menekuni secara
keseluruhan dalam hidupnya”. Paling unik dalam misa penutupan ini adalah kami
bisa menyanyi dan doa umat mengunakan bahasa daerah (bahasa Ibu) masing-masing. Agar
tidak lupa akan tanah papua, budaya, dan orang papua. Singkat kata menunjukan
jati diri sebagai orang papua. (Ado.dt)